Kamis, 10 Agustus 2017

Pengalaman Perdana Nonton Bola di Stadion Sangat Berkesan

Senantiasa ada yg awal buat segala objek bukan? Pengalaman perdana tentu amat sangat berkesan terutama untuk hal-hal yg sudah kita inginkan sejak lama. Nah, berikut ini narasi aku menyangkut pengalaman pertama …

Sejak jaman kolobendu… eh apasih? Maksudnya telah sejak lama aku pengen sekali nonton sepak bola serta-merta di stadion Mengenaskan sekali ya, padahal antara stadion Kanjuruhan dgn hunian saya waktu ini tidak lebih asal 10 menit, tapi belum pernah sama sekali nonton sepak bola secara live di stadion. Setelah selesai nonton, pasti kita mencari klasemen liga 1 yang terbaru agar kita mengetahu tim kesayangan kita ada di posisi berapa.

Entah sanggup petunjuk darimana kok tiba-tiba Pak suami mengajak pada nonton serentak di gelanggang sedangkan dulu ada saja alasannya yang anak-anak sedang kecil lah (iya sih), yg macet lah (iya semula sih) yang pasti penuh sumpek dan antri yang ini masih bener sih). Hehehe nggak pentinglah itu ilham sanggup darimana yang utama aku dapat cap cus ke stadion….

memang lah sejak mungil aku suka nonton latihan jasmani lalu anak muda di desaku hits banget yg namanya bola volley, termasuk dua kakakku. akhirnya tiap kali ada kejuaraan takjub atau kompetisi aku selalu merengek minta ikut. kalau ruangan pertandingannya jauh, hingga ke luar desa atau ke kecamatan lain kebanyakan kami menggunakan truk sebagai media transportasinya. seandainya jaraknya dekat misalnya di pelosok sebelah, retakan 2-3 kilo meter bukanlah celah yang jauh bagi beta tempuh dgn berjalan kaki. Seru sekali beri dukungan para pemain yg pun bertanding sambil bersorak hehehehe.

padahal di hunian Bapak berulang senantiasa menggandeng kepada melihat acara olah raga yang disiarkan di Televisi Maklum, ketika itu yang ada kan cuma TVRI, jadi tiap-tiap ada acara olah raga ya mesti nonton, tak ada alternatif lain. kontes olah raga yang sering saya perhatikan dgn Bapak ialah Tinju, Bulu tangkis dan Sepak Bola. pernah berulang sih nonton tenis, tapi lantaran tak paham sistim penilaiannya aku menjadi malas sebaliknya Bapak juga sudah menjelaskan berulangulang hehehe….

Saking sukanya Bapak dengan sport tinju, ia senantiasa ikut menghakimi jalannya kejuaraan bila tak ada yg KO, tentu kan dinilai pakai angka, nah penaksiran Bapak hampir selalu sama hasilnya bersama juri kompetisi kala saya kuliah dan jadi anak kost Bapak tidak jarang kali menelfon untuk sekedar member tahu, bakal ada kompetisi tinju di tv Dan saya tambah berupaya guna senantiasa menyaksikan sesudah kontes berhenti Bapak lagi menelfon bagi menyebutkan produk penghitungan dia Itu berlangsung hingga aku punya dua orang anak, sesudah itu semakin jarang dan lama kelamaan nyaris tidak sempat tengah gaya-gayanya sebab Bapak pikir saya udah gak sempat nonton tinju, maka dari itu aku gak ditelepon-telepon juga apabila ada kompetisi hehehe…

Haduh menjadi kemana-mana ini ceritanya… kembali kembali ke gelanggang coba bayangkan disaat kamu berada di suatu area yang telah lama kamu idam-idamkan, dan beruang di tengah-tengah orang yg mempunyai kesenangan yang sama dengan anda.

demikian tengah dgn saya setiap sudut gelanggang tak lepas bermula wawasan saya Penontonnya, seperti yg sering kita lihat di Televisi sejak mulai bersumber anak-anak hingga orang banyak sampai-sampai hingga yg lanjut usia tengah ikut menonton Antrian masuk ke lapangan yg panjang tak menjadi penghalang guna mereka. bersama pedoman kesayangan, dan tampang cerah mereka mencari ruang sila di tribun. seluruh penonton yg saya temui nampak antusias. Ada yang nonton dgn teman pacarnya kayaknya sih…) 

ketika mendekati disaat turnamen separuh penonton semakin mengucup tribun. para penonton yang beruang di tribun yang terletak di bawah papan score mulai sejak berbuat Mereka sejak mulai bernyanyi diiringi iringan music permulaan gendang Beberapa ketika sebelum kejuaraan semua pemain tuan hunian ke luar ke lapangan kepada menyapa segenap penonton yang disambut dengan tampar tangan dan teriakan bergemuruh. Beberapa diwaktu seterusnya seluruh pemain ke luar kembali ke arena lapang buat laksanakan pemanasan. Diawali oleh tim tuan rumah yg tentu saja mewarisi sambutan meriah. Dan dikala tim musuh yang keluar pun disambut dengan meriah pula namun dengan suara yg sebaliknya.